Jumat, 28 Maret 2008

Berpikir Kreatif

Ketika saya dihadapkan pada permasalahan mengenai remaja saya, pertama yang timbul daalam benak saya adalah "melakukan sesuatu" yang bisa membuat saya cukup puas dengan sesuatu tersebut. ternyata timbullah suatu pikiran untuk berpikir kreatif dalam berbagai masalah. kata "Puisi" adalah kata yang langsung timbul secara intuisi,. dari sinilah kretivitas saya seorang remaja dimulai. puisi bibawah ini tercipta karena sikap protes saya terhadap polemik kehidupan yang saya jalani.

Rindu

Lamaq kutunggu tak kunjung tiba
semerbak harum angin ketenangan
tuk mengusir bau ketegangan
lama kurindukan keceriaan fajar
agar terhindar dari belenggu
angin senja yang tlah lam memasung hatiku
terasa jera bila kurasa
ku slalu meratap dalam kesedihan
tak satupu merasa dalam perihku
sungguh ingi ku terhindar dalam belenggu
ku mencari ke utara....
yang ku dapat hanya amarah
ku bertolak ke selatan.... hanya ada keputusasaan
wahai....fajar....
berilah aku kekuatan
untuk berdiri tegak dalam kesengsaraan batinku
ku tak ingin terseret ke utara
terombang-ambing ke selatan
lebih baik ku jatuh kelembah tangisan
hatiku hanya bisa menangis
terpaku dalam pasunganku
seolah rangkaian kata hanya membuatku bisu
lisanpun redup tertutup air mata
.......................................
ku rindi akan kebebasan hatiku
namun,.....semua itu semu
hanya angan harapan yang setia
menemani ratap air mataku
......................................
tak ada kepastian
semua tak berakhir

Didalam kretifitas berpuisi, saya merasa jiwa saya selalu ikut dalam puisi tersebut, begitu juga ketika saya membaca karya puisi sendiri maupun karya puisi orang lain. berikut saya tampilkan sebuah puisi yang terinspirasi dari Perang Dunia II. ketika saya membaca sebuah novel dari Elizabeth Hawkins, "Sea of Peril" mengenai keadaan mencekap ketika PD II, saya langsung terdorong untuk menggoreskan pena saya diatas sehelai kertas, dan menciptakan sebuah puisi yang berjudul sama dengan judul novel tersebut.

Lautan Petaka

Terasa bodoh jika berharap
jika angin beringas menerpa kepastian layar
logam besi pahlawan tlah membisu dalam kegelapan
rentan oleh sekapan awan hitam
bersemayam diatas Bizmark Nazi
jiwa terhitung diatas kayu ouval putih
dihiasi dentuman yang bergemuruh cahaya
deru mesin berkedip diatas petir
memuntahkan petaka dalam kegelapan
gulungan ombak menghempas samudera
lautan petaka.........

Kamis, 20 Maret 2008

MASA REMAJA

Masa Awal Remaja

Setelah lulus sekolah dasar (SD) hatiku bergegas untuk masuk PerguruanIislam di Madraasah Tsanawiyah (MTs).disini aku mengenal bahasa Arab dan pelajaran-pelajaran agama lainnya yang kuanggap bisa berguna bagi masa depan. Waktu itu genap usiaku 12 tahun, adalah masa seorang anak beralih ke usia remaja (pubertas), dan tubuhku mulai sedikit berubah, suarakupun mulai membesar.

Ternyata benar apa yang dikatakan Charlotte Buhler, “ masa puber sebagai masa fase negatif, bahwa setiap individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang”. Saat masa ini aku seperti mencari jatidiriku sebagai manusia baru (pubertas) dan akupun jarang berada dirumah, karena pergaulanku mengalami sedikit perubahan dan mulai tertarik pada lawan jenis.

Masa Remaja

Dari MTs aku beralih ke sekolah umum (SMA). Sekolah di SMA, aku banyak menemukan hal baru dalam pribadiku. Matangnya emosiku mendorongku untuk bersikap lebih dewasa. Seperti remaja pada umumnya yang identik dengan badai dan tekanan, terutama dalam hubungan dengan lawan jenis, akupun mengenal cinta. Disini aku banyak mengenal sifat-sifat remaja yang variatif dan berbagai tekanan emosi yang tak stabil yang menyeretku untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah. Tak seperti sebelumnya yang hanya bereaksi secara emosional, kini aku mulai berpikir tentang masa depan. Berbeda dengan remaja lain yang hanyut dalam pergaulan negatif, aku terus berusaha untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagiku maupun untuk orang lain. Walaupun aku harus bergaul dengan brendel sekalipun, yang hidup bebas.

Masa Akhir Remaja

Seiring jalannya waktu, ternyata aku harus terusir oleh waktu. Merantau ke kota Ciputat untuk melanjutkan studiku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, walaupun sebelumnya aku mengharap kota Bandung jadi tempat studiku. Disini kubuka lembaran awal masa dewasaku untuk menyongsong masa depan. Di awal kedewasaanku ini, emosiku mulai stabil dalam memecahkan suatu perkara, aku terus berjuang untuk tetap menyeimbangkan kehidipanku. Berbagai hal baru membanjiri hidupku, dan tak sedikit pula tekanan yang silih berganti untuk menghambat lajuku. Aku harus tetap tegar dalam menjalani hidup.

Seberkas Coretan

“Si Manja,” panggilan itu kerap kusandang dari orang-orang disekitar telingaku. Mereka anggap aku seorang raja ditengah keluargaku, karena apa yang kupinta tak pernah di sangkal, tersentuh orang lainpun bapakku dengan buas menerkamnya. Itulah sosok “Si Manja” yang menjadi benalu dihidupku selama 14 tahun. Kesematawayanganku merupakan pemicu diusungnya aku sebagai raja, tapi setelah saudaraku lahir dibumi, tahta kerajaanku harus terbagi dua, dan aku dilepas untuk menjalani jalan terjal remaja. Disini kutemukan sepercik kemandirian. Aku mulai dihadapkan pada pergaulan yang terbentang luas, seakan-akan “Si Manja” lenyap ditelan waktu. Aku mulai hidup lepas yang penuh pergolakan. Kini aku telah dewasa, harus berani tanggung jawab.

Rabu, 05 Maret 2008

Perkembangan Remaja

Perkembangan masa remaja
Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini:
Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.
Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.
Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
Membolos
Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali
Penyalahgunaan obat bius
Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.
Apa yang harus anda lakukan bila anda merasa cemas terhadap anak remaja anda
Langkah pertama adalah bertanya kepada diri sendiri apakah perilaku yang mencemaskan itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja. Misalnya adalah pemurung, suka melawan, lebih senang sendiri atau bersama teman-temannya dari pada bersama anda. Anak remaja anda ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan anda. Hal ini dilakukan dengan berpakaian menurut mode mutakhir, begitu pula dengan kesenanganya pada potongan rambut dan musik. Semua itu sangat normal, asal perilaku tersebut tidak membahayakan, anda tidak perlu prihatin.
Tindakan selanjutnya adalah menetapkan batas dan mempertahankannya. Menetapkan batas itu sangatlah penting, tetapi batas-batas itu haruslah cukup lebar untuk memungkinkan eksplorasi yang sehat.
Bila perilaku anak anda membahayakan atau melampaui batas-batas yang anda harapkan, langkah berikutnya adalah memahami apa yang tidak beres.
Depresi dan perilaku yang membahayakan diri selalu merupakan respon terhadap stres yang tidak dapat diatasinya.
Anak remaja yang berperilaku atau suka membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
Minum-minuman alkohol dan menghisap ganja biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman. Masalah seksual paling sering mencerminkan adanya kesulitan diri didalam proses pendewasaan.
Secara umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang tuanya termasuk orang tua yang "cukup baik". Donald winnicott, seorang psikoanalisis dari Inggris memperkenalkan istilah "good enough mothering" ia menggunakan istilah ini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu yang sempurna. Sekarang laki-laki pun telah "diikutsertakan", sehingga cukup beralasan untuk membicarakan tentang "menjadi orang tua yang cukup baik"
Tugas-tugas yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar adalah:
memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil.
Membimbing dan mengendalikan perilaku.
Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami.
Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah.
Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.
Memberi teladan.